Rabu, 27 Maret 2013

HARI-HARI SEBAGAI MAHASISWA




Hari Pertama

Awal mula aku masuk dunia perkuliahan adalah sebagai hal yang baru. Saat semuannya tak dapat kita dapatkan secara instan, bukan lagi zamannya menunggu guru menerangkan sehingga saya menyabutnya instan. Akan tetapi mahasiswalah yang bertanggung jawab atas jalanya proses kuliah, dengan mereka (mahasiswa) membuat makalah, terus menerus di tiap semester dan tiap mata kuliah hingga pada akhirnya mereka memmpersiapkan untuk merancang judul dalam pembikinan skripsi. Bukan hal yang mudah tapi perlu adanya proses serius agar semua tak terlalau dipandang sulit. Jika dapat menyikapinya dengan rasa enjoy tanpa beban padahal sesungguhnya beban sangat menumpuk. Tergantung bagaimana kita menganggap beban itu menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi diri sendiri.
Satu paragraf diatas cukup mewakili diriku dalam proses perkuliahan yang terhitung dari september lalu. Yang paling teraneh selama awal perkuliahan yang kualami, saat harus sekalas dengan para makhluk. Apakah itu hal aneh? Atau apakah aku sendiri yang tidak normal? Kurasa semua pertanyaan tak patut dibenarkan namun dipelajari. 
Hari ke hari mulai aku telah terbiasa dengan kaum adam dalam bergaul. Tapi karena belum terbiasa aku terkadang kasar pada mereka, apakah karena diriku yang tak punya perasaan? Pasti tetep punya, namun ini kusadari sebagai kekuranganku dalam menatap sekitar dengan pandangan biasa. Aku ingin memiliki sikap peka. Tidak langsung peka akan tetapi butuh proses dan aku yakin aku bisa melampaui itu. Aku yakin!
Memilih Organisasi
Mula-mula setelah dapat membiasakan dalam proses perkuliahan, aku mulai bergerak dalam organisasi. Untuk mengasah apa yang kupelajari selama bangku label SISWA ku tidak lah sia-sia belaka. Sebelum aku berorganisasi aku perlu memilih dan memilah mana organisasi yang cocok untuk pribadi? Di tinjau dari agama, akademis, dan ideologi. Yang tetkenal di kampus salah satunya PMII dan GMNI. Dua organisasi yang sama-sama bergerak dalam bidang keislaman dan nasionalis.
Antara PMII, HMI dan GMNI.
Kata salah seorang sahabat dengan nama Joe Richard ( panggilan ku buatnya )memberikan saran  kepada saya supaya  mengikuti organisasi ekstra PMII” dengan antusiasnya sahabat ku menceritakan tentang PMII itu sendiri.
Dari percakapan itu tadi membuatku untuk memilih PMII dan menyakini organisasi tersebut pilihan paling tepat buatku selain keaktifan ku di himatansi. Tapi aku masih meragukan PMII sebelum aku sendiri membuktikan PMII organisasi yang pantas untuku, maka aku tak akan memilih PMII. 
Tanda tanya besar Pernah aku ditawari seseorang untuk masuk di HMI, sempat aku tahan dulu karena masih meragukan keduanya. HMI dikenal sebagai multi madzhab yang semua madzhab bercampur dalam HMI. Yang di ideologikan ya keislaman jadi bercampur antara Syafi’iyah, Hanbaliah, Malikiyah, Hanbaliyah, dan bahkan Wahabiyah. Sedikit aku tertarik dengan organisasi itu karena alasan bercampurnya segala pemikiran madzhab yang mana aku bisa mengenal dari berbagai macam aliran it’s amazing.alasan ku meragukan HMI yang aku sempat sampaikan di awal paragraf karena kelebihan organisasi itu yang aku ragukan. Karena di sana tidak ada pemikiran paten yang selalu dipegang. Kalau dihadapkan pada suatu masalah tidak terlalu bingung untuk memutuskannya. Misalnya saja pada permasalahan agama yang punya madzhab Syafi’i berkata demkian, yang punya madzhab Malikiyah berkata lain, dan masih banyak lagi pertentangan, dan aku yakin tak cukup satu malam untuk membahasnya satu madzhab saja sudah begitu ruwetnya apalagi begitu banyak dan kemudian ada juga yang menawarkan ku untuk bergabung dengan GMNI yang sebenarnya juga membuatku sedikit tertarik akan organisasi tersebut namun aku masih tetap meragukan organisasi tersebut dan pada akhirnya aku memilih PMII sebagai organisasi yang paling tepat ku perdalam ilmunya.
Dari permasalahan mungkin sebuah penyebab perpecahan dalam organisasi itu, sebelumnya saya tak tahu pasti namun hanya mengira-ngira saja. Soal perpecahan organisasi itu menjadi dua kubu diantaranya DIPO dan MPO. Ah.. tak usah saya terangkan terlalu panjang saya tidak mau ada orang yang tak terima.
Perbedaan Cabang dan komisariat saja permasalahan yang terlalu mendasar mampu menghancurkan pergerakan itu sendiri
Kemudian, saya beranjak ke PMII setelah saya mencoba mentelusuri latar belakang organisasi itu ternyata tak jauh beda yang kupahami selami ini dengan menganut paham ASWAJA sebagai manhajul fiqr,dalam hati sembari berkata “mungkin ini maksud sahabat ku tadi”Tak telalu banyak pikir aku mendaftar menjadi anggota PMII dan telah resmi bergabung setelah mengikuti prosesi MAPABA 2011. Tapi sebelum saya pada masa MAPABA saya mengalami masa-masa dimana saya dipusingkan karena kami dikampus hanya beberapa orang saja.
Karena suatu kegigihan juga akhirnya komisariat kami memiliki banyak anggota dan itu merupakan suatu kebanggaan yang teramat besar yang saya rasakan.

Sekian dulu dari sedikit pengalamanku selama 1 tahun lebih kira-kira saya masuk ke dunia pergerakan PMII. Nanti kita sambung lagi

0 komentar :